GOOGLE EARTH menemukan situs purbakala

FOSIL LANGKA


    Berkat Google Earth ilmuwan berhasil menemukan situs-situs purbakala, diantaranya yang berhasil memanfaatkan fitur google earth adalah David Kennedy, profesor studi sejarah klasik dan kuno di University of Western Australia menggunakan Google Earth untuk menentukan 1977 situs purbakala
Google Earth pada awalnya bernama Earth Viewer, Google Earth dikembangkan oleh Keyhole.inc perusahaan yang kemudian diakuisisi Google tahun 2004 lalu produk ini diubah menjadi Google Earth tahun 2005. Tampilan virtual ini memperlihatkan hal-hal seperti rumah, warna mobil,  bahkan bayangan seseorang dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju, tetapi kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15 meter, selain itu Google Earth memolehkan pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi.
Sejak November 2006 tampilan pemandangan dalam 3D pada pegunungan termasuk Gunung Everest sudah bisa dinikmati, dan kota HAMBURG di Jerman menjadi kota pertama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D, termasuk tekstur seperti facade. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D Google.
Melihat tampilan objek dengan GOOGLE EARTH ternyata memberi inspirasi bagi beberapa orang untuk memanfaatkan fasilitas ini untuk berbagai kepentingan seperti observasi, pemetaan, bahkan intelijen tapi itu semua tentu tergantung dari niat si pengguna selama mereka bertanggung jawab atas tindakannya dan tidak merugikan orang lain tentu sah saja.